Selasa, 22 September 2009

Bintang,apakah itu?


Bintang adalah kumpulan plasma yang yang terikat oleh gravitinya sendiri, sebegitu besar sehingga bintang bisa mengikat benda benda lain untuk terus berputar terhadap dirinya berbentuk galaxy, atau cluster. Maka bintang adalah sebuah pengikat, dalam suatu komunitas, bintang adalah seseorang yang mengikat setiap elemen dalam komunitas tersebut, menjadikan elemen elemen di sekitarnya bergerak teratur bersama mengitarinya, membentuk sebuah galaxy sendiri. Menyatukan potensi setiap massa yang mengitari menjadi suatu sistem yang bergerak harmonis, terus menemani bintang dalam perjalanannya.
Bintang bersinar karena reaksi thermonuclear dalam dirinya, melepaskan energj yang melintasi interior dan terus berradiasi ke angkasa luar.

Tengoklah langit pada malam hari di bulan September. Kita bisa mengamati wajah permukaan Bulan dan formasi rasi bintang. Jangan lupa, Mars masih bisa ditonton. Salah satu akibat dari revolusi Bumi mengitari bintang induk Matahari adalah penampakan rasi-rasi bintang yang berbeda di langit malam setiap bulannya. Bulan baru (new moon)-pertanda telah berakhirnya bulan (month) berjalan dalam kalender Komariyah-terjadi pada 27 Agustus 2003 pukul 17.26 waktu Greenwich. Greenwich adalah waktu bujur 0 derajat atau universal time (UT). Karena beda waktu antara Greenwich dengan bujur 105 derajat adalah tujuh jam, maka peristiwa di atas terjadi pada dini hari 28 Agustus pukul 00.26 WIB. Jadi, pada akhir Agustus hingga sekitar pertengahan September, langit malam kita berhiaskan bulan sabit. Bentuknya akan bertambah besar dari malam ke malam hingga tercapai fase purnama pada 10 September 2003 pukul 16.36 UT. Nonton bulan dengan cahaya keperakannya akan lebih asyik dengan menggunakan alat bantu seperti binokuler. Nah, waktu terbaik untuk pengamatan bisa dipilih. Misal, pada saat bulan memasuki fase kuartir awal (mulai 3 September 2003) atau kuartir akhir (mulai 19 September 2003). Binokuler berukuran 10 x 50 (diameter lensa 50 mm dengan tingkat perbesaran 10 kali) sudah cukup untuk mengenali fitur wajah bulan dengan detil. Kawah-kawah, pegunungan, mare, dan terminator bisa terlihat. Mare-yang berarti lautan-memang bukan laut. Mare cuma daerah rendah di permukaan bulan. Dulu, karena warnanya cenderung lebih gelap, sempat dikira sebagai kumpulan air. Di bagian timur (tepi timur atau sebelah "atas" bulan) terdapat Mare Crisium atau Lautan Krisis. Sementara di tepi barat ada Mare Grimaldi. Pada saat bertambahnya usia bulan segera setelah fase bulan baru, Mare Crisium inilah yang pertama terlihat oleh kita. Pengamatan bulan pada dua waktu terbaik tadi memberi kita kesempatan untuk menikmati hal lain. Kita bisa mengamati garis pembagi yang tegas antara daerah gelap dan terang di permukaan bulan. Kawasan ini disebut terminator. Dengan mengetahui bahwa garis tersebut sedikit berkelok-kelok, Galileo dahulu menyimpulkan bahwa permukaan bulan tidaklah rata. Permukaan bulan sama dengan bumi. Ada puncak tinggi, jurang, dan kawah yang dalam. Pendapat revolusioner ini jelas membantah gagasan Aristoteles tentang "kesempurnaan kristal" benda-benda langit ini. Bukti makin kuat setelah ia berhasil menemukan teleskop.

Keindahan rasi bintang

Ada banyak rasi bintang yang bisa kita amati segera setelah Matahari terbenam di ufuk barat pada awal September. Misal, rasi bintang Crux, Centaurus, Cygnus, Lyra, dan Aquila. Ada juga zodiak seperti Virgo, Libra, Scorpius, Sagittarius, Capricornus, dan Aquarius. Beberapa zodiak lain baru akan terlihat selepas tengah malam, seperti Pisces, Aries, dan Taurus. Boleh jadi banyak yang bertanya-tanya, mengapa zodiak-zodiak di atas terlihat pada malam hari di bulan September? Bukankah menurut astrologi Scorpius seharusnya berada di bulan Oktober-November, Sagittarius di bulan November-Desember, Capricornus di bulan Desember-Januari, dan seterusnya? Tak ada yang salah dengan fenomena langit yang terlihat oleh kita. Yang ada adalah salah tafsir arti rentang bulan dalam zodiak yang dimuat di media massa. Arti sebenarnya dari rentang bulan dalam suatu zodiak-misalnya Aries, 22 Maret-21 April-adalah rentang waktu yang dihabiskan Matahari "berada" di zodiak tersebut dalam peredaran semunya di bola langit. Jadi, rentang waktu di atas tidak ada sangkut pautnya dengan "jadwal manggung" zodiak yang bersangkutan. Justru dalam rentang waktu tersebut kita tidak akan dapat menjumpai zodiaknya di langit malam. Zodiak tersebut terbit dan terbenam mirip dengan saat terbit dan terbenam Matahari. Artinya, mereka menghabiskan sebagian besar waktu di langit siang. Pada awal September ini, rasi Virgo (Perawan) sudah condong ke barat pada saat Matahari terbenam. Seluruh rasi sudah akan tenggelam pada pukul 22.00, dan akan hilang dari peredaran alias tidak tampak di langit malam selepas Oktober. Virgo merupakan rasi terbesar kedua di langit. Bintang paling terang di Virgo dinamakan Spica (skala terang: +1,0) yang berwarna putih kebiruan. Spica terdiri atas dua bintang yang sangat berdekatan. Namun, dengan mata telanjang, kita melihatnya seolah sebagai satu bintang saja. Langit malam bulan September juga akan dihiasi oleh penampakan Scorpius (Kalajengking) yang merupakan salah satu rasi terbesar dalam zodiak. Bintang tercerahnya adalah Antares (skala terang: +10) yang menandai jantung Sang Kalajengking. Antares merupakan bintang maha raksasa merah dengan jari-jari sekitar 776 kali jari-jari Matahari dan berjarak 330 tahun cahaya. Meskipun berukuran jauh lebih besar daripada Matahari kita, untuk ukuran sebuah bintang, temperatur permukaan Antares sangat rendah. Suhu sekitar 3.000-3.500 derajat Kelvin atau setengah kali temperatur Matahari. Warnanya yang merah menyebabkan Antares tampak mirip dengan Planet Mars. Nama Antares sendiri memang berarti "tandingan Dewa Ares (Mars)". Penampakan Antares dan Mars sendiri saat ini terpisah jauh di langit. Saat Antares berada di atas kepala, Mars belum lama muncul dari cakrawala timur. Kepala Scorpius ditandai salah satunya oleh bintang Graffias (+2,6). Ujung ekornya ditandai oleh dua bintang yang berdekatan, yaitu Shaula (+1,6) dan Lesath (+2,7). Tidak jauh dari sana terdapat dua gugus bintang yang dalam Messier diberi nama M6 dan M7. Pada malam yang cerah juga akan tampak sebuah pita putih seperti kabut yang melintasi Scorpius. Pita putih ini merupakan kumpulan miliaran bintang di dalam Galaksi Bima Sakti. Rasi Scorpius pertama kali diberi nama Girtab oleh orang Sumeria Kuno sekitar 5.000 tahun yang lalu. Dalam mitologi Yunani, Scorpius diutus dewa memburu Orion. Apa pasal? Dewa tidak mengizinkan adiknya, Artemis, untuk berhubungan dengan Orion. Tetapi Scorpius tidak pernah berhasil menangkap Orion dan pengejarannya di langit malam dikenal sebagai pengejaran abadi. Memang, saat penampakannya di langit berbeda. Saat Scorpius terbit di timur, Orion baru saja terbenam di ufuk barat. Menelusuri pita putih Bima Sakti ke arah utara, akan kita jumpai sebuah bintang terang berwarna putih kebiruan: bintang Vega (skala terang: +0,0). Ia terletak di rasi Lyra. Dua belas ribu dari sekarang, sumbu rotasi Bumi kita akan mengarah ke bintang ini. Berarti, saat itu Vega akan menjadi Bintang Utara. Saat ini, sumbu rotasi Bumi masih "menunjuk" ke bintang Polaris di rasi Ursa Minor. Bersama-sama dengan bintang Altair (+0,8) di rasi Aquila dan bintang Deneb (+1,2) di rasi Cygnus, Vega membentuk formasi segitiga. Bagi penduduk yang mukim di belahan utara Bumi, kehadiran ketiga bintang ini merupakan pertanda masuknya musim panas. Karena itu ketiganya dikenal Segitiga Musim Panas (Summer Triangle).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar